-->
ads here
banner

Cara Budidaya Cacing Tanah Lumbricus Rubellus

- 4/27/2015
advertise here
cara budidaya cacing tanah lumbricus rubellus
Cara Budidaya Cacing Tanah Lumbricus Rubellus - Cacing adalah binatang menjijikan bagi sebagian orang, terutama kaum wanita. Wajar karena cacing hidup di dalam tanah yang kotor, banyak sampah organik. Namun demikian ternyata cacing tanah banyak bermanfaat sehingga banyak di cari. Sehingga budidaya cacing tanah menjadi peluang usaha agribisnis yang sangat menjanjikan.

Cacing tanah disebut juga dalam bahasa latin Lumbricus rubellus. Disebut cacing tanah karena habitat aslinya di dalam tanah. Tanah yang di sukai cacing ini adalah tanah yang gembur, lembab dan banyak terdapat bahan organik yang mudah di uraikan, sehingga untuk budidaya cacing tanah lumbricus rubellus diperlukan tanah dengan kondisi yang menyerupai habitat aslinya.

Permintaan pasar cacing tanah cukup tinggi antara lain untuk berbagai keperluan industri farmasi, kosmetik dan agribisnis perikanan. Selengkapnya dapat di baca pada artikel : Manfaat Cacing Tanah Lumbricus Rubellus

Adapun cara budidaya cacing tanah lumbricus rubellus adalah sebagai berikut:

1. Persiapan Tempat Dan Media 

Tempat untuk budidaya cacing tanah dapat menggunakan kolam beton, kolam terpal atau dalam bak plastik, bak kayu yang disusun dalam sebuah rumah cacing. Selengkapnya dapat di baca : Cara Membuat Sarana dan Media Budidaya Cacing Tanah

2. Persiapan Bibit Cacing Tanah

Jika budidaya dalam skala kecil bibit cacing tanah dapat di peroleh dari tanah yang banyak terdapat sampah sampah organaik seperti rontokan daun, kotoran binatang dll. Tetapi dalam skala besar tentunya diperlukan bibit yang tidak sedikit, untuk itu dapat di beli pada pembudidaya cacing lainnya.

Cacing adalah jenis binatang hemaprodit yaitu binatang yang berjenis kelamin ganda, namun demikian untuk berkembang biak tidak dapat dilakukan sendiri. Sehingga dalam pemilihan bibit cacing tanah tidak diperlukan seleksi jenis kelamin. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit yaitu cacing dewasa yang sehat agresif / gesit dan berukuran minimal 7 cm. Semakin banyak bibit yang di tabur dalam media tanam akan semakin capet perkembang biakannya.

3. Pemeliharaan Cacing Tanah

a. Pemberian Pakan

Yang harus diperhatikan dalam pemberian pakan yaitu cacing tanah di beri pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yang ditanam. Apabila cacing yang ditanam sebanyak 1 Kg, maka di berikan pakan sebanyak 1 Kg  juga. Pakan Cacing tidaklah sulit karena mudah di cari disekitar kita. Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai sebagai media. 

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pada cacing tanah, yaitu :
- Pakan yang diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur.
- Bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh permukaan media, sekitar 2-3 dari peti wadah tidak ditaburi pakan.
- Pakan ditutup dengan plastik, karung , atau bahan lain yang tidak tembus cahaya.
- Pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu, harus diaduk dan jumlah pakan yang diberikan dikurangi.
- Bubur pakan yang akan diberikan pada cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1.

b. Penggantian Media

Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. Rata rata penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.

c. Proses Perkembang Biakan

Untuk mempercepat perkembang biakan maka diperlukan bahan untuk media pembuatan sarang, yaitu antara lain kotoran hewan, dedaunan/buah-buahan, batang pisang, limbah rumah tangga, limbah pasar, kertas koran/kardus/kayu lapuk/bubur kayu. Bahan yang tersedia terlebih dahulu dipotong sepanjang 2,5 Cm. Berbagai bahan, kecuali kotoran ternak, diaduk dan ditambah air kemudian diaduk kembali. Bahan campuran dan kotaran ternak dijadikan satu dengan persentase perbandingan 70:30 ditambah air secukupnya supaya tetap basah.




4. Hama Dan Penyakit

Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dari pengendalian terhadap hama dan musuh cacing tanah. Beberapa hama dan musuh cacing tanah antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan lain-lain. Musuh yang juga ditakuti adalah semut merah yang memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dengan cara disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup.

5. Pemanenan

Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yang dapat diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing). Panen cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan medianya. Ada cara panen yang lebih ekonomis dengan membalikan sarang. Dibalik sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul dan cacing mudah terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal. Jika pada saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. Dan cacing tanah dapat diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang baru dan kascingnya siap di panen. Sumber : Omkicau

Advertisement advertise here
 
ads here